Wednesday 29 March 2017

Kisah Teladan Tentang Menutup Aib Saudaranya



Kisah ke-1

Dikisahkan, bahwa suatu haripara sahabat sedang berkumpul di masjid. Lalu terciumlah bau kentut diantara mereka, sehingga membuat para sahabat tidak tahan dengan bau tersebut, salah seorang dari mereka berdiri dan berkata, “Barangsiapa yang kentut, silakan bangun!!" Suasana jadi hening, tak seorang pun berdiri.

Ketika datang waktu Isya', mereka berkata, “Orang yang kentut pasti akan berwudhu' setelah ini. Orang itulah yg Kentut,”.

Setelah itu, para sahabat menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang keluar. Masih seperti tadi, tak seorang pun yang beranjak dari tempat duduknya, karena malu.

Lalu Bilal bangun untuk mengumandangkan adzan. Kemudian Nabi Muhammad Berkata: “Tunggu dulu, aku belum batal, tapi aku hendak berwudhu' lagi,".

Lalu para sahabat pun ikut berwudhu' dan tidak diketahui siapa yang kentut waktu itu.
---------------------------------------------------------

Kisah ke-2 :

Usai sholat Ashar di Masjid Quba, seorang sahabat mengundang Nabi beserta jamaah untuk menikmati hidangan daging unta di rumahnya. Ketika sedang makan, tercium aroma tidak sedap.

Rupanya di antara yang hadirada yang buang angin. Para sahabat saling menoleh. Wajah Nabi sedikit berubah tanda tidak nyaman.

Maka tatkala waktu shalat Maghrib hampir masuk, sebelum bubar, Rasulullah berkata, "Barangsiapa yang makan daging unta, hendaklah ia berwudhu'!!".

Mendengar perintah Nabi tersebut, maka seluruh jamaah mengambil air wudhu. Dan terhindarlah aib orang yang buang angin tadi.

Sungguh, dalam diri Nabi Muhammad terdapat teladanyang baik bagi kita semua.
----------------------------------------------------------

Kisah ke-3

Kisah tentang menjaga perasaan saudara seiman pun juga terjadi pada seorang ulama, yaitu Syaikh Abdurrahman Hatim bin Alwan. Beliau merupakan salah satu ulama besar di Khurasan pada zamannya. Dikenal dengan Hatim Al A’sham, yang artinya "Hatim Si Tuli".

Suatu ketika ada seorang wanita yang datang menemui beliau. Namun, tanpa sengaja, wanita itu kentut dengan suara yang cukup keras. Wanita itu salahtingkah, menahan malu. Namun Syaikh Hatim malah pura-pura tuli, dan meminta si wanita mengulangi pertanyaannya.

Dengan sikap sang Syaikh tersebut, wanita itu pun merasa sedikit lega. Ia mengira Syaikh Hatim benar-benar tuli. Lalu mereka berbicara dengan saling meninggikan suara.

Wanita itu hidup selama 15 tahun setelah kejadian tersebut. Selama itu pula Syaikh Hatim pura-pura tuli. Hingga wanita itu meninggal,ia tak pernah tahu kepura-puraan Syaikh Hatim.

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳﻴّﺪﻧﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَ ﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤّﺪ


Mudah-mudahan ketiga kisah di atas menceritakan bagaimana seharusnya seorang Muslim menjaga kehormatan saudaranya. Bukan malah menertawakannya atau menyebarkan aibnya.

Abu Hurairah berkata, Nabi Bersabda :

ﻭَﻣَﻦْ ﺳَﺘَﺮَ ﻣُﺴْﻠِﻤﺎً ﺳَﺘَﺮَﻩُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺍﻵﺧِﺮَﺓِ ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻲ ﻋَﻮْﻥِ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪِ ﻣَﺎ ﻛﺎَﻥَ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻓِﻲ ﻋَﻮْﻥِ ﺃَﺧِﻴْﻪِ .

“...Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan tutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya mau menolong saudaranya.”


WALLAHU A'LAM BISSAWAB

Romeltea Media
Hikmah Santri Updated at:
Get Free Updates:
*Please click on the confirmation link sent in your Spam folder of Email*

Be the first to reply!

Post a Comment

 
back to top